Oleh: Irwan Rahadi-Bina Institute
Tulisan bermula ketika gerhana bulan sebagian terjadi dan bisa dilihat dari bumi nusantara...
mengikuti i'tikad baik beberapa orang yang kemudian melakukan shalat gerhana secara berjamaah di beberapa lokasi peribadatan (masjid/musholla)..
masjid pancasila....
di daerah penulis (lombok timur) ternyata ada dua masjid pancasila yaitu di pertigaan desa sukamulia dan pertigaan rakam yang konon memiliki kekuatan yang luar bisa dan memiliki lembaga khusus yang tetap bertanggung jawab untuk merawatnya
saya yakin para pembaca sudah sangat mengenalnya, baik bentuk dan rupanya, warna dan bahan-bahan pembentuknya...
warisan orde baru yang sejatinya tidak bersifat sementara saja (nilai kebangsanaanya) ..
mencoba menggali pemikiran pemilik ide pendiriannya (terlepas dari niatan ikhlas atau pencitraan) adalah penggunaan nama yang langsung tertuju pada jantung ideologi bangsa ini. dalam pikiran saya, sesungguhnya ada niatan pendirinya untuk mengingatkan kembali dan akan terus mengingatkan bahwa kita (di bumi nusantara yng tercinta ini) akan disatukan olehnya "pancasila"...
pertanyaannya sederhana...mengapa tidak menggunakan nama "mall pancasila" karena mall kan paling banyak dikunjungi. atau menggunakan nama "mobil atau motor pancasila" karena banyak dipakai oleh orang atau mungkin taman pancasila yang ternyata memang jumlahnya sedikit..
mengapa harus masjid pancasila...karena sebatas yang kita ketahui masjid selalu mengguakan nama-nama islami atau nama-nama pahlawan yang secara bahasa hanya menjurus pada satu orang saja...
logika sederhana saya mengatakan karena memang pancasila harus tetap diingatkan dan terus diingatkan kepada seluruh rakyat negeri ini, tidak hanya di bangku sekolah (karena nasionalisme tidak hanya dibangun di bangku sekolah) tetapi bersifat kontinyu..
dan kebetulan masjid sebagai tempat peribadatan umat islam menjadi begitu strategis untuk mengingatkan kepada umat muslim bahwa indonesia memiliki pancasila yang harus dipahami isi dan maknanya...
karenanya, ide cerdas pendirinya harus mampu ditangkap dengan baik oleh kita...karena ini mungkin cara yang paling jitu untuk menumbuhkan kembali ruh nasionalisme yang mulai luntur di negeri ini...ingat,,,,masjid pancasila minimal akan dikunjungi sekali seminggu pada saat shalat jumat oleh kaum muslimin dan disisi lain menjadi media shilaturrahmi selain idul fitri dan idul adha yang waktunya sekali setahun
sederhananya...
masjid pancasila harus diberdayakan kembali (bukan hanya untuk tempat ibadah) tetapi menjadi media shillaturrhami kebangsaan demi menumbuhakan ruh-ruh nasionalisme bangsa ini...
mungkin pemimpin kita "memiliki waktu" dan berkenan untuk melakukan ziarah masjid pancasila. membangun kebersamaan bersama masyarakat di dalamnya sehingga nilai-nilai kebangsaan tetap bisa dijaga dan dilestarikan.daripada menyewa tempat-tempat mewah dan mahal (karena yang hadir pasti orang-orang tertentu saja) lebih baik di masjid pancasila saja, karena marbot masjid, atau masyarakat mana saja bisa mendatanginya.....
salam................
mengikuti i'tikad baik beberapa orang yang kemudian melakukan shalat gerhana secara berjamaah di beberapa lokasi peribadatan (masjid/musholla)..
masjid pancasila....
di daerah penulis (lombok timur) ternyata ada dua masjid pancasila yaitu di pertigaan desa sukamulia dan pertigaan rakam yang konon memiliki kekuatan yang luar bisa dan memiliki lembaga khusus yang tetap bertanggung jawab untuk merawatnya
saya yakin para pembaca sudah sangat mengenalnya, baik bentuk dan rupanya, warna dan bahan-bahan pembentuknya...
warisan orde baru yang sejatinya tidak bersifat sementara saja (nilai kebangsanaanya) ..
mencoba menggali pemikiran pemilik ide pendiriannya (terlepas dari niatan ikhlas atau pencitraan) adalah penggunaan nama yang langsung tertuju pada jantung ideologi bangsa ini. dalam pikiran saya, sesungguhnya ada niatan pendirinya untuk mengingatkan kembali dan akan terus mengingatkan bahwa kita (di bumi nusantara yng tercinta ini) akan disatukan olehnya "pancasila"...
pertanyaannya sederhana...mengapa tidak menggunakan nama "mall pancasila" karena mall kan paling banyak dikunjungi. atau menggunakan nama "mobil atau motor pancasila" karena banyak dipakai oleh orang atau mungkin taman pancasila yang ternyata memang jumlahnya sedikit..
mengapa harus masjid pancasila...karena sebatas yang kita ketahui masjid selalu mengguakan nama-nama islami atau nama-nama pahlawan yang secara bahasa hanya menjurus pada satu orang saja...
logika sederhana saya mengatakan karena memang pancasila harus tetap diingatkan dan terus diingatkan kepada seluruh rakyat negeri ini, tidak hanya di bangku sekolah (karena nasionalisme tidak hanya dibangun di bangku sekolah) tetapi bersifat kontinyu..
dan kebetulan masjid sebagai tempat peribadatan umat islam menjadi begitu strategis untuk mengingatkan kepada umat muslim bahwa indonesia memiliki pancasila yang harus dipahami isi dan maknanya...
karenanya, ide cerdas pendirinya harus mampu ditangkap dengan baik oleh kita...karena ini mungkin cara yang paling jitu untuk menumbuhkan kembali ruh nasionalisme yang mulai luntur di negeri ini...ingat,,,,masjid pancasila minimal akan dikunjungi sekali seminggu pada saat shalat jumat oleh kaum muslimin dan disisi lain menjadi media shilaturrahmi selain idul fitri dan idul adha yang waktunya sekali setahun
sederhananya...
masjid pancasila harus diberdayakan kembali (bukan hanya untuk tempat ibadah) tetapi menjadi media shillaturrhami kebangsaan demi menumbuhakan ruh-ruh nasionalisme bangsa ini...
mungkin pemimpin kita "memiliki waktu" dan berkenan untuk melakukan ziarah masjid pancasila. membangun kebersamaan bersama masyarakat di dalamnya sehingga nilai-nilai kebangsaan tetap bisa dijaga dan dilestarikan.daripada menyewa tempat-tempat mewah dan mahal (karena yang hadir pasti orang-orang tertentu saja) lebih baik di masjid pancasila saja, karena marbot masjid, atau masyarakat mana saja bisa mendatanginya.....
salam................
0 komentar:
Posting Komentar